#ada + nik
Explore tagged Tumblr posts
Photo

https://www.modaonlinemagazalari.com/moda-markas/ada-nik/
ADA + NIK
0 notes
Note
Grants you a dagger just like fyodor did
Kill me, please
- if you can guess which mod this is I’m gonna cry
"... first of all, not falling for that twice. Second of all, I already have a dagger. I think. I'm not completely sure what knives I have, but I have knives"
2 notes
·
View notes
Text

بقدرما نحب نحب ومن لم تركا تروه
“Sebagaimana engkau mencintai, begitulah engkau di cintai. Dan barangsiapa yang tidak menginginkanmu jangan pernah engkau menginginkannya”
من يحبك لن يتركك حتى لو أصبحت شوكة في وجهه
"orang yang mencintaimu tidak akan meninggalkanmu walaupun engkau jadi duri dihadapannya"
Rindu kepada manusia itu menyakitkan,
maka tautkanlah rindu itu kepada Ilahi,
Kerna rindu kepada Allah itulah penawarnya -
Ustaz Nik Bakri
mengapa setelah pertemuan harus berakhir dengan perpisahan, sebab dalam setiap catatan kehidupan tidak pernah ada yang bernama keabadian. maka yg abadi hanya lah perjalanan setelah kematian itu sendiri
Rindu itu tidak akan pernah ada ubatnya. Kerana sakit rindu itu lazat. Semakin rindu, semakin kuat kita mencintai.
menangis menahan rindu lagi sakit daripada menangis putus cinta
Mencintai lalu menyapanya dalam do'a adalah hal terindah dalam mencintai sebelum halal, jika pelabuhan itu berakhir tak sesuai harapan, maka rasa ikhlaslah yang akan menjadi pemenangnya
4 notes
·
View notes
Text
Changed the blog name/theme since I don't really have communication with the rest of the system (sorry Lucky /gen)
Hi! I'm Phil or Ada, and I'm the host of the Horror Crew subsystem, as well as the whole of the Goodnews system!
I also run @adas-system-help (posts on there are every slow ^^;)
We also have a nested subsystem that has their own blog at @pumpkinpatch-subsys
We're 21+, so we may also post about drugs and alcohol and their effects on our system
DNI: Endos and supporters, anti mspec mono, truscum/transmed, r.adf.ems, radqueers, self labeled paras, basic dni stuff
The subsys:
Phil ☣️ she/they/he
Pastra 🎃 it/he
Nik 🧡 he/him
Alex 👻 he/they
Doc 💉 he/they
Koda 🦴 he/him
Winfrey 🎼 he/him
Pocky 🍎 she/they
Ellie 🦋 she/any
Caco 🍫 any
David 👑 he/him
Clyde 🍭 he/it/clown/honk
Morti 🔏 he/him
Donut 🌈 any
Other alters from the main system may also come in and post on occasion, though it'll probably be VERY infrequent
5 notes
·
View notes
Text
My BFF finally tied the knot!
Akhirnya tgl 11 februari tiba juga. Fiuh~ dari 4 hari yg lalu nunik ngeluhin sakit karena kelelahan persiapan nikahannya sampe diinfus ke RS tp ngga sampe dirawat. Pas dirumah katanya ttp lungse, haduuh gmn ini mau kiwin malah sakit jd ikut kepikiran kannn. Pas hari H dah pasrahin aja cenah bismillah aja.
Semuanya serba kebetulan sih long weekend jadi liburan di rumah ortu pas jg venue nikahan nunik di resto ponyo cinunuk. Iya di cinunuk jauh dari rumahnya di kopo. Begitulah kalo nikah dadakan dan pgnnya undangan sedikit jadi yg kosong ya jauh gpp dah begitu katanya wkwk. Pas kan dari rumah uber deket bgt. Sekitar 4km kayanya kesana tuh.
Karena kita bestie datang dong yaa dari akad jam 8. Satset dangdos dulu, siapin baju sendokir siapin baju suamik. Gasss jam 8 kurang. Lala indri dah duluan dtg katanya jalanan kosong bgt alhamdulillah yaah. Di venue ada 3 yg nikah, janur kuningnya ada 3 iya tempatnya luas. Dulu pernah kesana jg ke nikahan temen kampus. Bbrp tahun kemudian kesini lg. Pas aku dtg pas bgt nunik baru jalan menuju meja akad. Tetiba hati ini bergetar dan air mata ngeyembeng gilsssss tahan jgn nangis tahaaan. Alhamdulillah lancar ijab kobulnya. SAH YA! Poto2 dululah yaa
Maju dikit kesana, menyapa ortunya nunik dulu dan kaka2nya nunik. Monanges akuu memeluk mama nina mamanya nunik, blio megang kedua pipiku kek ke anaknya sendiri yg udah lama ngga ktemu gt haa mama nina sehat2 yaa! Trus nanyain suami dan anak dmn? Suami lg duduk disana, anak dititip. Nanya kabar bapakku jg.. Lalu kak niki selalu hangat dari dulu, beda sama kak neil kaka ke 2 nunik yg agak cool haha. Kak niki selalu mention nama aku kalo ktemu tadi pun sama. Duh kak, kaka kecengan aku since kelas 2 SMP wkwkwk. Dulu liat kak niki ngambil raport nunik edan ketje beud, rambut gondrong kek rekti the sigit versi kacamataan dan agak geek gmn geto pake jaket jeans yaampun sampe inget bgt. Anak itb, s2 di malay, s3 di jepang.. Jiniyeus lah!
Betulan tamu undangannya dikit, secukupnya suasana kondusif, tempat duduk aman da di resto, dekorpun simple, sederhana pokonya. Bahkan nunik cuma pake 1 baju penganten, warna putih pas akad dipake sampe resepsi. Dia jg nge cut waktu yg dikasih jatahnya sampe jam 14.00 tapi jadi cuma sampe jam 12.00. Yessss cukup memang nikah mah begitu aja yg penting sah dan setelah resepsinya yaa memulai bahtera rumah tangga yg ngga mudah itu. Semangaaaaat gaisss menghadapi sukadukanya yaa!
Ini foto di pelaminan, bersama ortunya haha ku ngga sadar. Nunik cantikkkk wlpn lg sakit, seger manten.. Gapake make up aja dah cantik alami diamah mirip asmirandah hahaha.

Foto team hore yg cuma bisa heureuy gabisa seriyeus ah elah

Selamat nik, lega lah abis resepsi mah.. Walaupun masuk fase baru dalam hidup semoga adaptasinya lancar yaa less drama, happier! Samawa till jannah. Loveeee youuuu my bff ❤️
Btw capturean tadi pagi, indri nyuruh cpt2 soalnya kak niki lg speech cenah wkwk dasar. Itu maksudnya "mya" yah malah "mua" si typo aja da males diedit napasih kesel.

Bentar narsis dulu karena gapernah makeapan jadi berasa pgn selfie atuh gais. Pengambilannya beda cahaya jadi tone nya beda jg atas dan bawah. Pake cushion somethinc nya adikku aaah suka bingiiittt masih keliatan necurel deh. Selfienya pasca kondangan, udah kecampur oily wkwk lupa harusnya tadi pagi yaa msh fresh..

3 notes
·
View notes
Text
Perhatikan, Ini Ketentuan Swafoto pada Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023
BNews—NASIONAL— Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 telah resmi dibuka. Pendaftaran ini dilakukan secara online di laman Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCASN). Saat mendaftarkan akun di situs sscasn.bkn.go.id, ada beberapa dokumen yang harus diisi, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK),…

View On WordPress
2 notes
·
View notes
Text
TANGKAP: Pelaku Registrasi Sim Card No HP Ilegal Dengan Data Orang Lain
Cover By Muhammad Ari Pratomo
Tangkap Pelaku Registrasi SIM Card Ilegal
Karya: Muhammad Ari Pratomo
Genre: Thriller Hukum – Investigasi Digital Tema: Keadilan Digital dan Penyalahgunaan Data Pribadi Tagline: Ketika data pribadimu jadi senjata kejahatan, siapa yang akan membelamu?
Pukul 04.39 WIB. Lampu meja kerja di sudut ruang tamu masih menyala, menyoroti tumpukan buku hukum, secangkir kopi hitam dingin, dan laptop yang layarnya penuh kalimat bersilang. Di kursi kayu yang keras, duduk seorang pria kurus dengan mata merah—Muhammad Ari Pratomo.
Pengacara. Penulis. Musisi. Tapi malam ini, dia hanya satu hal: penulis novel hukum yang belum tidur sejak magrib.
Di layar, kalimat terakhir masih bergetar:
“Jika hukum tak mampu melindungi yang lemah, maka kata-kata harus bersuara lebih keras.”
Ari sedang menulis novel terbarunya: “Trending Sebelum Mati”. Sebuah kisah tentang keadilan yang baru dianggap penting setelah viral. Fiksi—tapi terinspirasi dari kenyataan yang sering ia hadapi setiap hari.
Ia tahu, dunia hukum bukan hanya soal pasal. Tapi tentang siapa yang didengar, dan siapa yang dilupakan.
Adzan subuh terdengar dari kejauhan. Ari akhirnya menutup laptopnya pelan. Gitar akustik di samping meja kerja hanya ia pandangi sejenak. Ia terlalu lelah untuk bermain musik.
Ia merebahkan tubuh di sofa, hoodie masih melekat, buku catatan hukum masih terbuka di dada.
Baru lima belas menit ia terlelap—
BRAKK! BRAKK! BRAKK!
Pintu rumahnya digedor brutal.
Ari terlonjak. Tubuhnya belum sepenuhnya sadar, tapi suara itu menembus tulang. Bukan suara tukang roti. Bukan juga panggilan shalat. Ini... tekanan.
BRAK! BRAK!
Gedoran kedua lebih keras. Seolah-olah ada yang ingin menerobos masuk.
Ari meraih cutter kecil di meja kerja. Bukan untuk melawan, tapi untuk berjaga-jaga. Ia mendekati pintu perlahan, lalu melirik ke jendela kecil di samping.
Tiga pria. Tak berseragam. Salah satunya memakai jaket bertulisan singkat: “Unit Khusus Digital”.
Yang paling depan menatap tajam, lalu berteriak:
“Muhammad Ari Pratomo?! Buka pintu! Sekarang! Ini penting!”
Ari mengerutkan kening. Siapa mereka? Dan kenapa mendatanginya sepagi ini tanpa pemberitahuan?
Apakah ini tentang kasus yang sedang ia tangani? Atau… sesuatu yang lebih besar?
Dalam hitungan detik, tubuhnya benar-benar terjaga. Tapi pikirannya mulai dibanjiri pertanyaan:
Apa yang mereka cari? Apakah ini tentang tulisanku?
Muhammad Ari Pratomo membuka pintu perlahan. Udara pagi langsung menerpa wajahnya yang masih pucat karena kurang tidur.
Di hadapannya, tiga pria berpakaian kasual tapi dengan sikap formal berdiri kaku. Salah satunya memperlihatkan kartu identitas yang hanya sempat terbaca sekilas: Divisi Keamanan Siber – Unit Khusus Digital Kominfo dan Kepolisian.
“Maaf, Pak Muhammad Ari Pratomo,” kata pria yang berjenggot tipis. “Kami dari tim gabungan pengawasan registrasi ilegal. Kami datang karena nomor ponsel yang terdaftar atas nama Anda terindikasi digunakan untuk beberapa tindak kejahatan digital.”
Ari mengerutkan dahi. “Nomor ponsel saya yang mana maksudnya?”
Pria itu membuka map, lalu menyodorkan salinan beberapa nomor. Ada lima belas nomor berbeda.
“Ini semuanya terdaftar dengan NIK dan KK atas nama Anda. Empat digunakan untuk penipuan undian palsu. Tiga lainnya jadi alat serangan hoaks politik dan disinformasi di media sosial. Sisanya… beberapa dikaitkan dengan grup gelap di dark web.”
Ari terdiam. Tenggorokannya tercekat. Ia hanya memiliki dua nomor aktif: satu untuk urusan pribadi, satu lagi untuk kantor. Dan tidak satu pun dari daftar itu adalah miliknya.
“Saya… tidak pernah mendaftarkan nomor-nomor ini,” ucapnya pelan namun tegas. “Saya tahu betul ke mana saja NIK saya saya serahkan.”
Salah satu petugas mencatat. “Kami menduga data Anda telah dibocorkan. Mungkin lewat penyalahgunaan sistem registrasi kartu SIM prabayar, bisa juga dari kebocoran database.”
Ari menghela napas. Ia pengacara. Ia tahu kasus seperti ini pernah ia baca sekilas di berita, tapi kini ia sendiri yang jadi korbannya.
“Berarti,” gumam Ari, “tanpa sepengetahuan saya, identitas saya dipakai untuk mendaftarkan nomor-nomor gelap. Lalu nomor-nomor itu dipakai untuk menipu dan menyebar fitnah.”
Petugas itu mengangguk. “Benar. Dan Pak Ari, dalam banyak kasus, korban penyalahgunaan data seperti Anda bisa ikut terseret jika tidak melapor dan menindaklanjuti secara hukum.”
Seketika itu juga Ari merasa ngeri. Bukan karena dituduh—tapi karena ia sadar, banyak orang di luar sana mungkin mengalami hal yang sama, tapi tidak pernah tahu.
Ia menatap mereka satu per satu. “Kalau begitu, izinkan saya bantu selesaikan ini. Bukan cuma untuk saya. Tapi untuk semua yang mungkin belum sadar kalau data mereka sedang digunakan untuk kejahatan.”
Dan di detik itu pula, pengacara yang semalam menulis novel tentang keadilan yang datang terlambat… memutuskan untuk mengubah kisah fiksinya menjadi nyata.
Langit Jakarta mulai menguning, menandakan pagi yang seharusnya biasa. Tapi di dalam rumah kecil bercat abu-abu itu, kemarahan mengendap seperti debu yang tak terlihat namun mengganggu napas.
Muhammad Ari Pratomo berdiri di balik pintu yang baru saja ia tutup. Sepi. Tiga tamu dari Unit Khusus Digital telah pergi. Tapi kata-kata mereka masih bergema tajam di benaknya.
“Nomor-nomor ini semua terdaftar atas nama Anda.”
Tangannya mengepal. Napasnya berat. Ia berjalan mondar-mandir, melewati tumpukan berkas hukum, gitar yang belum disentuh, dan laptop yang belum sempat dimatikan.
"Apa-apaan ini..." gumamnya lirih, tapi panas.
Sebagai pengacara, ia tahu prosedur hukum. Tapi sebagai manusia yang datanya disalahgunakan, ia marah — semarah-marahnya.
"Aku enggak pernah kasih dataku ke sembarangan tempat. Aku enggak pernah izinkan siapa pun pakai namaku. Tapi sekarang malah... dipakai untuk nipu? Untuk hoaks? Untuk politik kotor?!" suaranya meninggi. Tak ada siapa pun di rumah itu, tapi kemarahan tetap harus diluapkan.
Ia menatap salinan daftar nomor yang tadi diberikan. Belasan angka tak dikenal. Tapi semuanya terhubung dengan namanya.
Nama yang selama ini ia jaga di setiap sidang. Di setiap buku. Di setiap musik yang ia tulis. Kini dipakai untuk menipu ibu rumah tangga, menjatuhkan lawan politik, menyebarkan hoaks, bahkan mungkin lebih dari itu.
Identitasnya dicuri. Nama baiknya dipertaruhkan.
Ari menatap cermin. Mata lelahnya beradu dengan bayangan diri sendiri.
"Aku nggak bisa diem. Ini bukan cuma soal aku," gumamnya. “Ini sistem yang rusak. Negara suruh registrasi SIM card pakai NIK, tapi siapa yang jamin NIK itu enggak diperjualbelikan? Siapa yang kontrol?”
Ia duduk. Menyalakan laptop. Tangannya gemetar tapi matanya fokus.
Tab pertama yang ia buka: berita-berita lama soal kebocoran data SIM card. Tab kedua: akun media sosialnya. Tab ketiga: daftar notaris dan gerai operator yang pernah ia curigai main data.
“Aku enggak akan tunggu polisi saja. Aku harus buka ini semua. Aku akan pakai hukum… dan suara.”
Di hari itu, Muhammad Ari Pratomo bukan hanya seorang korban. Ia menjelma jadi api kecil yang bisa membakar satu sistem besar yang terlalu lama dibiarkan longgar.
Hari belum terlalu siang saat Muhammad Ari Pratomo tiba di sebuah gerai operator seluler di pusat kota. Letaknya kecil, tersembunyi di antara ruko-ruko yang tampak biasa. Tapi bagi Ari, tempat ini adalah titik awal dari teka-teki besar: bagaimana mungkin NIK dan KK-nya digunakan untuk mendaftarkan nomor yang bahkan tak pernah ia sentuh?
Dengan jaket hitam dan ransel berisi dokumen hukum, Ari masuk. Seorang petugas customer service menyambut dengan senyum formal.
“Selamat siang, ada yang bisa dibantu?”
Ari langsung mengeluarkan KTP dan KK-nya. “Saya ingin verifikasi berapa banyak nomor yang pernah didaftarkan menggunakan data ini.”
Petugas itu sedikit tertegun. “Baik Pak. Tapi sesuai prosedur, hanya tiga nomor yang bisa terdaftar untuk satu NIK dan KK.”
Ari tersenyum kecil—senyum sinis seorang yang tahu hukum lebih baik dari yang berbicara padanya. “Saya tahu. Itu sebabnya saya minta cek langsung. Kita lihat… sistem kalian jujur atau tidak.”
Tak lama, petugas kembali dari ruangan dalam. Wajahnya berubah pucat.
“Pak… berdasarkan pengecekan kami, NIK dan KK Bapak… terdaftar untuk 1.723 nomor prabayar di sistem kami saja. Belum termasuk operator lain.”
Ruangan seketika sunyi.
Ari menahan napas. Detik itu juga, darahnya mendidih.
“Seribu tujuh ratus dua puluh tiga?”
“Iya, Pak. Kami juga tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi…”
“Jangan bilang tidak tahu. Aturan di Peraturan Menteri Kominfo jelas. Maksimal tiga nomor. Bahkan untuk satu operator. Kalau sampai ribuan? Itu artinya ada pembiaran. Ada kelalaian. Atau ada komplotan.”
Petugas tertunduk. Ari tahu, ia hanya pegawai biasa. Tapi ia juga tahu, ada yang lebih besar sedang dimainkan di balik angka itu. Ada sistem yang terlalu longgar. Ada celah yang dibuka lebar-lebar, dan pelaku kejahatan digital menari di dalamnya.
Ari melangkah keluar dari gerai dengan kepala tertunduk, bukan karena kalah—tapi karena sedang menyusun strategi.
Tangannya merogoh ponsel. Ia mulai mengetik, mengirim pesan ke teman-temannya di media, sesama pengacara, dan para aktivis digital:
“Data saya dipakai untuk ribuan nomor ilegal. Ini bukan sekadar kebocoran. Ini sindikat. Dan saya bersumpah… saya akan kejar siapa pun yang terlibat.”
Langit mendung. Tapi bagi Ari, badai baru saja dimulai. Dan kali ini, ia akan menjadi petir pertama yang menyambar.
Sore menjelang senja saat Muhammad Ari Pratomo tiba kembali di rumahnya. Tapi kali ini, langkahnya tak lesu. Pandangannya tak lagi buram karena kurang tidur. Ia seperti menemukan sumber energi baru: kemarahan yang punya tujuan.
Ia menyalakan lampu ruang kerja, menarik tirai, dan duduk di kursi yang sejak tadi pagi belum sempat ia tiduri.
Laptop langsung menyala, notifikasi email dan chat berdatangan. Tapi Ari mengabaikan semuanya. Ia membuka semua akun media sosialnya — Instagram, TikTok, YouTube, Twitter (X), bahkan LinkedIn. Di semua akun itu, ia sudah diverifikasi. Ribuan hingga jutaan orang mengikutinya.
Dan kini, ia tak akan diam.
Ia menatap kamera. Wajahnya serius. Suaranya dalam, nyaris bergetar karena emosi.
"Nama saya Muhammad Ari Pratomo. Saya seorang pengacara. Hari ini saya menemukan fakta bahwa data kependudukan saya—NIK dan KK—telah digunakan untuk mendaftarkan lebih dari seribu tujuh ratus nomor SIM card ilegal. Padahal menurut hukum, maksimal hanya boleh tiga. Maka saya ingin tanya: Siapa yang mendaftarkan ribuan nomor ini? Siapa yang memperjualbelikan data saya? Dan kenapa sistem registrasi yang katanya demi keamanan... justru membuka celah kejahatan?"
Ia berhenti sejenak. Lalu melanjutkan.
"Saya tidak sendiri. Mungkin Anda juga jadi korban. Dan jika sistem dibiarkan seperti ini, jangan heran kalau besok-besok, nama Anda digunakan untuk menipu orang, menyebarkan hoaks politik, atau... jadi dalih penangkapan tanpa Anda tahu."
Ia menatap kamera lebih dalam.
"Buat para pelaku: Kalian salah pilih korban. Kalian pikir aku akan diam? Kalian pikir data pribadi bisa kalian pakai sesuka hati tanpa perlawanan?
Kalian lupa... Aku bukan cuma pengacara. Aku punya suara. Dan mulai hari ini, aku akan gunakan semua yang aku punya — hukum, musik, tulisan, bahkan algoritma — untuk menyeret kalian keluar dari bayang-bayang."
Ia tekan tombol upload. Video berdurasi 2 menit 17 detik itu langsung tayang serentak di semua platform.
Komentar mulai berdatangan. Ribuan likes, repost, dan mention bermunculan hanya dalam 10 menit. Orang-orang mulai bertanya, ikut mengecek, bahkan ada yang mengaku menjadi korban serupa.
Sebuah gerakan lahir. Dan Ari tahu, inilah awal dari gelombang yang tak bisa dihentikan.
Malam itu, tagar #DataDijual #TangkapPelakuRegistrasiIlegal #BocorItuNyata mulai naik ke jajaran trending. Dan bagi pelaku yang selama ini merasa aman… mereka baru saja menyadari: mereka salah lawan.
Malam telah larut. Tapi bagi Muhammad Ari Pratomo, gelora dalam dadanya tak mengenal tidur. Setelah unggahannya viral dan dukungan publik mengalir deras, satu hal masih mengganjal di hatinya:
“Kalau data pribadi bisa dijual semudah itu… maka yang dicuri bukan sekadar identitas. Tapi masa depan.”
Dan sebagai seorang pengacara yang juga musisi, Ari tahu: beberapa luka hanya bisa disuarakan lewat lagu.
Ia ambil gitarnya. Duduk sendiri di ruang tamu. Tak ada lampu studio. Hanya cahaya dari laptop dan lampu meja. Tapi inspirasi datang deras—karena lagu ini bukan sekadar karya seni. Ini adalah perlawanan.
Dengan suara lirih dan jujur, Ari mulai menyanyikan bait pertama:
🎵 "Berapa harganya dataku dibuka? Berapa untungnya kalian berbagi luka? Ku tak pernah daftar, ku tak pernah tahu Tapi ribuan nomor, pakai namaku"
"Katanya demi keamanan, demi ketertiban Tapi kenapa bocor jadi kebiasaan? Ini bukan kelalaian, ini kejahatan Dan hukum tak boleh diam dalam kesunyian…" 🎵
Suara gitar berpadu dengan denting emosi. Ari menambahkan beberapa notasi, lalu merekam ulang dengan mic studionya.
Kemudian, ia beri judul lagu itu:
“Identitasku Dijual” (Sebuah Lagu Perlawanan dari Seorang Pengacara yang Jadi Korban)
Ia unggah ke YouTube, TikTok, dan Spotify. Deskripsinya tegas:
“Lagu ini kutulis sebagai bentuk protes dan seruan kepada negara. Jika data pribadi bisa dijual tanpa pertanggungjawaban, maka negara telah lalai melindungi warganya. Suara ini bukan sekadar lagu. Ini bukti bahwa kami tidak akan diam.” – Muhammad Ari Pratomo (MuhammadAriLaw)
Keesokan paginya, lagu itu trending di berbagai platform. Banyak musisi ikut meng-cover. Para aktivis membuat video reaksi. Media mengangkat liriknya sebagai kritik sosial. Bahkan beberapa pejabat mulai memberi komentar diplomatis—tanda bahwa panasnya mulai terasa.
Dan saat Ari melihat semua itu, ia hanya berkata lirih:
“Aku menulis hukum agar dibaca hakim. Aku menulis lagu agar didengar hati nurani.”
Pagi itu berita nasional dibuka dengan tajuk mencolok:
“Pemerintah Bereaksi atas Viral Lagu ‘Identitasku Dijual’, Presiden Minta Penelusuran Total SIM Card Ilegal”
Muhammad Ari Pratomo memandangi layar televisi dengan mata tajam. Setelah beberapa hari perjuangannya viral, akhirnya negara mulai menunjukkan tanda-tanda bergerak.
Juru bicara kepresidenan memberi pernyataan resmi:
“Presiden telah memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap praktik registrasi kartu SIM ilegal. Ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi bagian dari kejahatan siber yang mengancam hak sipil.”
Dalam waktu singkat, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama aparat cyber crime Polri melakukan operasi besar-besaran.
Gerai ponsel abal-abal digerebek. Penjual SIM card yang tak sesuai prosedur diamankan. Sejumlah oknum penyalahguna data NIK–KK mulai diperiksa intensif.
Beberapa di antaranya tertangkap membawa laptop berisi ribuan data penduduk yang dijual dalam format Excel.
“NIK dan KK per kepala, Pak. Per 50 ribu saja,” ucap salah satu pelaku dalam interogasi, videonya bocor dan beredar luas.
Ari menyimak perkembangan ini dengan amarah yang belum padam, tapi kini sudah mulai mengarah.
“Ini baru awal. Yang ditangkap mungkin cuma pion. Tapi aku ingin raja dan penyedianya ditelanjangi hukum.”
Ia kembali membuat unggahan singkat:
“Terima kasih untuk kalian yang bersuara. Hari ini beberapa pelaku mulai ditangkap. Tapi kita belum selesai. Jangan biarkan sistem kembali tidur setelah kita bangunkan. Keadilan bukan hanya soal siapa yang salah. Tapi siapa yang berani meluruskan yang salah—meski sendirian.”
– Muhammad Ari Pratomo (MuhammadAriLaw) Pengacara. Korban. Dan kini: penggugat sistem.
Tagar #TangkapAkarMasalah mulai ramai. Media internasional mulai meliput sebagai contoh “advokasi digital dari warga sipil yang berdampak nasional.”
Ari duduk di ruang kerjanya. Ia tahu ini belum usai. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya, ia bisa menghela napas lebih lega.
Karena negara—meski terlambat—akhirnya tidak lagi diam.
Langit malam menggantung kelabu. Kota tertidur, tapi tidak dengan Ari.
Di ruang kerjanya, layar laptop memancarkan terang yang dingin. Puluhan tab terbuka: berita-berita penyalahgunaan data, laporan pelanggaran regulasi registrasi SIM card, dan rekam jejak perusahaan penyedia jaringan yang diduga terlibat pembiaran.
Meski beberapa pelaku telah ditangkap, amarah Ari belum surut. Tidak ketika ia tahu jutaan data masih mungkin diperjualbelikan. Tidak ketika aparat hanya menyentuh kulit, bukan akar.
“Apa gunanya hukum, kalau hanya untuk menghukum yang lemah?”
Ari berdiri. Mengambil jaket hitamnya. Di depan cermin, ia menatap bayangannya sendiri.
“Mulai hari ini,” gumamnya lirih namun tegas, “aku bukan hanya korban. Aku adalah pelacak. Penyerang. Dan suara yang tak akan kalian bungkam.”
Ia menyalakan kamera. Menyapa para pengikutnya dengan tatapan tajam:
🎥 “Saya Muhammad Ari Pratomo. Pengacara. Korban penyalahgunaan data. Dan hari ini, saya bersumpah: Saya akan terus membongkar praktik ilegal registrasi SIM card ini, sampai ke akar. Saya tidak takut. Saya tidak akan diam. Karena hukum bukan alat kekuasaan. Hukum adalah janji keadilan. Dan saya akan menagihnya.” 🎥
Unggahan itu meledak. Ribuan komentar mengalir. Beberapa mendukung. Sebagian memperingatkan bahaya.
Tapi satu pesan membuat Ari terdiam:
“Hati-hati, Mas Ari. Mereka yang kau lawan, bukan cuma penjual SIM. Mereka punya uang. Dan punya orang.”
Ari membaca pesan itu sambil tersenyum kecil. Tapi matanya tak lagi lembut. Ada bara di sana.
“Biarlah. Karena aku tidak sedang cari sensasi. Aku sedang cari kebenaran. ini untuk Indonesia”
Hari-hari berlalu, namun api semangat Muhammad Ari Pratomo tak pernah padam. Ia tahu, di balik ribuan nomor yang terdaftar atas namanya, ada tangan-tangan gelap yang menyembunyikan diri di balik layar.
Dengan sigap, ia mulai menelusuri satu per satu nomor yang menggunakan data pribadinya. Dari data publik yang berhasil ia kumpulkan, hingga melalui jaringan koneksinya sebagai pengacara, Ari menggali lebih dalam.
Setiap nomor yang ditemukan bukan sekadar angka. Ada rekam jejak panggilan, pesan, hingga aktivitas yang menimbulkan kerugian hukum maupun moral.
Ari menghubungi operator, meminta data lengkap pengguna. Ia mengirim somasi kepada beberapa pihak yang terbukti menyalahgunakan data miliknya. Namun tidak semua pihak kooperatif.
“Mereka bersembunyi di balik anonim. Tapi aku punya hukum dan kebenaran sebagai senjata,” pikir Ari.
Sambil terus mengupayakan langkah hukum, Ari juga memanfaatkan media sosial untuk mengajak masyarakat waspada dan melaporkan jika ada penggunaan data mereka yang mencurigakan.
Suatu malam, saat mengamati laporan terbaru, Ari menemukan nomor yang terhubung dengan jaringan buzzer politik dan kejahatan siber. Itu bukan kebetulan. Ia yakin ada skema besar di baliknya.
Dengan tatapan penuh tekad, ia menulis di akun sosial medianya:
“Aku akan terus mencari semua pelaku yang menggunakan data pribadiku. Karena ini bukan hanya soal diriku. Ini soal keadilan untuk semua yang menjadi korban. Bersama kita lawan kejahatan data!”
Dendam yang dulu membara kini berubah menjadi aksi nyata. Muhammad Ari Pratomo, sang pengacara sekaligus aktivis, bersumpah tak akan berhenti hingga semua pelaku terbongkar dan hukum ditegakkan.
Selain memburu para pelaku penyalahgunaan data, Ari mengerahkan seluruh pengaruhnya untuk menuntut perubahan sistem.
Melalui berbagai kanal, ia mengunggah seruan keras:
“Registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK adalah pintu masuk kebocoran data yang berbahaya. Undang-undang perlindungan data pribadi memang ada, tapi nyatanya kebocoran tetap terjadi. Sudah saatnya pemerintah mengadopsi teknologi modern, seperti sidik jari digital dan video pengenalan wajah, sebagaimana yang diterapkan di negara maju lainnya. Ini bukan soal kemudahan, tapi soal keamanan dan perlindungan hak warga negara.”
Ia mengirim surat terbuka kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Komisi I DPR RI, mendesak pengkajian ulang metode registrasi nomor ponsel.
Ari tahu ini bukan perkara mudah. Namun baginya, perjuangan ini adalah demi keadilan yang lebih besar:
“Kalau hukum tidak diperbaiki, maka korban berikutnya akan terus berjatuhan. Dan kita semua terancam.”
Ari tetap teguh: bukan hanya mencari pelaku, tapi juga memperjuangkan sistem yang adil dan aman bagi semua.
Perjuangan Muhammad Ari Pratomo belum usai. Di tengah gemuruh kemajuan teknologi, masih banyak yang belum menyadari betapa pentingnya menjaga keselamatan data pribadi.
Di ruang kerjanya yang sederhana, Ari duduk termenung sejenak. Ia tahu betul, suara kebenaran kadang sulit didengar di tengah riuhnya dunia digital. Banyak yang acuh, menganggap masalah data hanyalah urusan teknis yang jauh dari keseharian mereka.
Namun Ari tak menyerah.
“Meskipun tak ada yang mendukung, aku akan terus berteriak. Aku tahu betul bagaimana membuat desakan publik.”
Sebagai pengacara, ia menguasai cara merangkai kata yang tepat untuk membangkitkan kesadaran dan tekanan kepada pihak berwenang. Setiap tulisan, setiap lagu, setiap video yang ia buat adalah teriakan lantang untuk keadilan.
Melalui media sosial, Ari terus membagikan fakta-fakta tentang bahaya kebocoran data pribadi, kasus-kasus penyalahgunaan yang kerap tersembunyi, dan langkah-langkah konkret yang harus diambil oleh masyarakat dan pemerintah.
Meski sering mendapat cibiran dan skeptisisme, ia yakin bahwa benih kesadaran itu perlahan tumbuh.
“Ini bukan perjuangan untuk hari ini saja. Ini untuk masa depan generasi kita. Aku akan terus menyalakan api ini, sampai semua orang sadar bahwa data pribadi bukan barang dagangan.”
Ari berdiri, menatap langit malam dari jendela kantornya.
“Selama aku masih mampu, selama suaraku masih bisa didengar, aku akan tetap berjuang. Karena keadilan itu harus diperjuangkan, bukan hanya diucapkan.”
Perjuangan Ari adalah kisah tentang keberanian melawan arus, tentang tekad yang tak pernah padam meski harus berjalan sendirian. Suara pengacara yang menuntut keadilan dan melindungi yang terbungkam.
Ari semakin dalam menelusuri jejak kejahatan di balik registrasi SIM card ilegal. Kali ini, ia fokus pada para pedagang nomor aktif yang beroperasi di berbagai sudut kota.
Dengan data dan jaringan pengacaranya, Ari berhasil mengungkap bahwa para pedagang ini tidak sekadar menjual nomor biasa, tetapi nomor dengan dalih “nomor cantik” yang kerap jadi incaran kalangan tertentu.
Apa yang membuat Ari terkejut? Bahwa praktik ini dibiarkan beroperasi leluasa, bahkan oleh sebagian aparat yang seharusnya menjaga keamanan.
“Ini bukan hanya soal jual beli nomor. Ini kejahatan nyata yang merugikan banyak pihak, tapi kenapa sampai sekarang ada yang diam?” pikir Ari.
Dalam benaknya, Ari mulai merancang strategi:
1. Pendidikan dan Edukasi Masyarakat Ari tahu, kunci utama adalah kesadaran masyarakat. Banyak orang membeli nomor cantik tanpa tahu risikonya. Mereka menjadi korban, atau tanpa sadar ikut berkontribusi dalam praktik ilegal. Ia berencana membuat konten edukasi yang mudah dipahami, tentang bahaya registrasi nomor menggunakan data pribadi yang tidak valid.
2. Tekanan Publik melalui Media Sosial Dengan ribuan pengikutnya, Ari akan menyuarakan secara masif praktik-praktik ini agar pemerintah dan aparat tidak bisa lagi menutup mata.
3. Kolaborasi dengan Penegak Hukum yang Bersih Ari akan mencari dan mengajak aparat yang memiliki integritas untuk bersama-sama memberantas jaringan ini sampai tuntas.
Edukasi untuk Pembaca:
Jangan membeli SIM card yang tidak terdaftar secara resmi dengan data asli.
Gunakan nomor telepon yang terdaftar sesuai identitas diri yang sah.
Waspadai penawaran nomor cantik dengan harga murah yang tidak masuk akal.
Jika menemukan praktik penjualan SIM card ilegal, segera laporkan ke aparat atau penyedia layanan resmi.
Jaga data pribadi dengan hati-hati, jangan mudah dibagikan di sembarang tempat.
Ari yakin, perang melawan kejahatan registrasi SIM card ilegal bukan hanya tugas aparat, tapi tanggung jawab bersama. Dengan edukasi yang tepat dan tindakan nyata, kejahatan ini bisa ditekan sampai ke akar.
Jika kasus registrasi SIM card ilegal dan penyalahgunaan data pribadi ini dibiarkan tanpa penindakan tegas, konsekuensinya bisa sangat berbahaya.
Data pribadi yang bocor bisa digunakan untuk kejahatan siber seperti penipuan, pencurian identitas, hingga pengancaman keamanan nasional. Nomor telepon ilegal kerap dipakai untuk kampanye hitam, penyebaran hoaks, dan manipulasi opini publik yang merusak demokrasi.
Lebih parah lagi, jika semua pelaku tidak segera ditangkap habis, maka kejahatan ini akan terus berkembang, menciptakan ekosistem ilegal yang sulit diberantas, dan membuat masyarakat semakin rentan menjadi korban.
Muhammad Ari Pratomo menegaskan:
“Ini bukan hanya soal melindungi data pribadi saya, tapi tentang melindungi hak dan keamanan seluruh warga negara. Jika kita diam, kejahatan ini akan terus merajalela. Mari bersama lawan dan tuntut keadilan!”
Pesan ini menjadi pengingat bahwa perlindungan data pribadi adalah tanggung jawab bersama, dan kejahatan digital harus dihadapi dengan serius demi masa depan yang lebih aman dan adil.
0 notes
Link
1 note
·
View note
Text
hiiii tumblr im new here so this is like my intro but its just copied from twitter :3
im nik, im 18 from wales and im a gnc, audhd, riot grrrl, lesbian!
i love the following things, follow me and hmu if u do too ^_^ im always looking for friends
•tøp (fem!pilots come home)
•yellowjackets
•homestuck
•riot grrrl and feminist topics!
•punk and diy fashion
•art
•horror movies & found footage
•creep (movie)
•its always sunny in Philadelphia
•devi mcallion & all her bands (also ada rook by proxy)
•big cats (ocelots, cheetahs, asian leopard cats, ect ect)
•beavis and butthead!
•homestuck
•fat fucking bong rips
•local diy shows and venues
•my little pony
•diy zines
•furrys!!
•my ocs :33




1 note
·
View note
Text
TURISIAN.com - Bank Indonesia (BI) bakal kembali membuka layanan penukaran uang baru pada 24-27 Maret 2025. Masyarakat yang ingin menyegarkan dompet dengan lembaran rupiah baru bisa mendatangi kas keliling BI. Tak perlu repot, cukup akses aplikasi Pintar (Penukaran dan Tarik Uang Rupiah) untuk memesan layanan. Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan ada penyesuaian layanan demi kemudahan masyarakat. "Untuk meningkatkan kenyamanan, akan dilakukan penyesuaian pemesanan layanan penukaran periode keempat," ujar Ramdan. Sebelum berangkat ke 2.548 titik lokasi penukaran uang baru, masyarakat wajib mendaftarkan diri melalui situs atau aplikasi Pintar BI pada 22-23 Maret 2025. Pendaftaran ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama: Sabtu, 22 Maret 2025 pukul 09.00-18.00 WIB untuk 1.505 lokasi di Pulau Jawa. Tahap kedua: Minggu, 23 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB untuk 1.043 lokasi di luar Pulau Jawa. BACA JUGA: Wamen Nih Luh Pastikan Taman Mini Bisa Antisipasi Lonjakan Wisatawan di Libur Lebaran Totalnya, ada 254.800 kuota penukaran uang baru yang disediakan selama dua hari itu. Sedangkan untuk penambahan hari penukaran ini menjadi penutup dalam layanan Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2025. Hingga Senin, 17 Maret 2025, BI telah menukarkan uang layak edar (ULE) senilai Rp 67,1 triliun atau sekitar 37 persen dari target Rp 180,9 triliun. Langkah-Langkah Menukar Uang Baru di Pintar BI Bagi yang ingin mengikuti penukaran uang baru, berikut langkah-langkahnya: Akses situs pintar.bi.go.id. Siapkan KTP untuk proses pendaftaran. Pilih layanan Penukaran Uang Rupiah Melalui Kas Keliling. Tentukan kota, lokasi, dan tanggal penukaran. Isi data pribadi seperti nama lengkap, NIK, nomor HP, dan email. Pilih nominal penukaran sesuai kebutuhan. Konfirmasi pemesanan dan unduh bukti pendaftaran. Pada hari H, bawa KTP dan bukti pemesanan ke lokasi yang telah dipilih. Selamat menukar uang baru dan menikmati semarak perayaan Ramadan serta Idulfitri dengan lembaran rupiah segar di tangan. Jangan sampai terlewat!
0 notes
Note
Makes sense, my baby got disrespected :’(
"Yea... I feel bad for Nik..."
5 notes
·
View notes
Text
ukmp2dg part 3
panjang bener ya tulisannya.
h-2 sebelum ujian, kami ngumpul bareng-bareng di kamar untuk doa sama-sama. di situ aku sadar, ternyata temen2 aku yang lain juga ngerasain ketakutan yang sama. mereka tuh keliatannya hepi-hepi aja, tapi di dalam hatinya sama ketar-ketirnya kaya aku.
hari h ujian, tanggal 8 februari 2025. cbt. aku nelfon orangtua pagi-pagi untuk minta doa restu dan kasih tau ujiannya mulai jam berapa. supaya doanya serempak pas aku lagi ujian wkwkkw.
selama ujian, aku ngantuuuuuk banget. padahal tidur cukup. tapi mungkin karena natap layar laptop dan ngejawab 120 soal di ruangan ber-ac yang dingin banget. aku jeda-jeda jawab soalnya untuk istirahatin mata.
MALAH KETIDURAN BAHKAN SEMPET ADA KESELIBET MIMPI (mau nangis). Alhamdulillah sadar lagi, ngerjain lagi. ini jangan ditiru ya temen-temen wkwkww. aku liat temen di samping aku juga sama ketidur-tiduran juga hahahaha (btw dia temen sekamar aku, memang kami hari-hari bobo)
setelah aku jawabin semua dan tandain mana yang ragu-ragu (ada banyak), aku istirahatin mata lagi, kalo udah fokus lanjut periksa lagi dari awal. btw menurut aku lagi ini, kalo udah yakin ga usah banyak2 cincong ubah jawaban. karena aku ada yang salah karena ngubah jawaban, padahal jawaban awal udah bener.
selesai cbt, sudah gak usah dibahas lagi. kirimkan jawaban dan lupakan. gak usah koreksi dan inget-inget. besok osce. osce mengerikan jadi otak gak boleh dibebani masa lalu (re:cbt).
hari osce. aku telfon umi dan abi lagi pagi-pagi. hari itu aku nelfonnya sambil nangis karena SETAKUT ITU. umi aku bilang, 'gapapa semuanya udah tertulis di lauhul mahfudz, jalanin aja. umi abi doa dari sini.' aku mewek.
ada 8 departemen yang di ujikan, dan 4 rest station. ketimbang masuk ke ruangan, aku lebih stres di rest station. bayangin, duduk 10 menit ngehadep dinding dan meratapi jawaban yang blunder di departemen sebelumnya. tapi di sisi lain aku juga harus menepis ratapan-ratapan itu karena masih banyak departemen yang harus dihadapi di depan. setiap di rest station aku mikir, "ini doa umi, abi, keluarga dan temen-temen dari palembang di saat yang sama ini lagi dikirimkan dan bertempur di langit." wes kata-kata yang menakjubkan bukan? wwww tapi itu lumayan ngeboost dan menenangkan aku waktu itu.
selesai osce, kami janjian ngga akan membahas apapun. tapi kadang-kadang tetep dibahas karena gemes banget mau cerita. wkwkw.
malemnya temen-temen aku langsung ngajak ke tempat main. YA ALLAH CAPEK. aku awalnya gak mau ikut tapi dipaksa-paksa kaya "parah kau nih nik" "kapan lagi nik" sampe aku kek HIHHH YAUDAH. tapi pas kesana ternyata hepi hahaha.
pas main boom-boom car, ditengah ditabrak-tabrakan itu, aku ngebatin, "aku akhirnya keluar. aku udah berminggu-minggu belajar ya Allah.." rasanya terharu kek.. ya Allah aku udah berusaha semampu aku. hari-hari di kosan, kalo makan ngegofood. keluar cuma ke kampus, di kampus belajar, balik kosan lagi, bangun tidur belajar, tidur lagi. kek istirahatnya cuma sholat sama makan. di tengah belajar ada hantaman mental, nangis dikit, lanjut belajar.
malem itu, closingan rangkaian perjuangan ukom. hati aku dan temen-temen yang lain sebenernya masih gak keruan karena mikirin hasilnya gimana. masih mikirin blunder-blunder di hadapan penguji. tapi kami coba keluar, naik wahana sambil teriak-teriak. perasaan waktu itu masih bisa aku inget sampai sekarang pas aku nulis ini. mixed feelings. mau nangis tapi mau gimana lagi.
nggak ada pilihan lain selain pasrah.
(duh ini panjang banget ya ceritanya wkwkkwk rasanya mau aku vn masukin ke tumblr wkwkkw.)
0 notes
Text
Minggu 23 Februari 2025.
Mimpiku hari ini seruuuuu banget!
Sampe2 pas kebangun aku senyum2 dan kesel. Haaah kenapa sih udahan wkwkw. Aku seperti rindu masa2 dulu, yang sudah jelas gak bakal bisa diulang, dan gakpapa. Tapi gatau kenapa ya mimpinya gini banget.
Aku mimpi hari itu antara mau ke kantor atau enggak. Di deket sebuah stasiun yang sering mampir bentukannya di mimpiku, mirip stasiun ui. Tapi bukan. Tiba2 ada video call dari kamu. Aku angkat tapi dengan perasaan lah ngapain ni anak telfon. Pas aku angkat km bilang wee gong. Terus aku bilang nik, bentar aku pake headset dulu. Trus km ngmg, gong coba kamu jalan lurus terus. Aku bilang laaah jangan2 kita sama, tp gak mungkin kamu kayak di smp2 aku di smp1. Katamu, jalan aja dulu. Ehhh ternyata kita di lokasi yg sama. Km bersahaja banget. Senyum2, ketawa2. Trus bilang, yuk udah ditunggu sama yg lain. Aku kayak yuk yuk tapi sebenernya dalem hati duh belom ijin wkwkw Yaudah lah namanya juga gatau di tengah jalan tiba2. Aku disitu inget km emang beberapa hari ini udah wa aku biar ikut acara mu, cm gak tak respon karena aku takut sm eka. Wkwk
Tiba2 kita masuk ke resto yang di dalemnya udah banyak yang duduk dan nunggu, mereka sedang makan. Aku kageeeet banget. Di dalem ada yosep, wisangga, bung ib sm Riris ga jelas sih, tapi tiba2 ada bangkit dateng, trus entah ada 2 orang lagi yang mbok peluk cowok seolah2 dulu anggota gamelan cm aku lupa2 inget. Yosep gak nengok ke aku, cm suara dia berubah jd berat banget kebapakan banget, sambil ngmg ayo cha makan sini. Aku disitu bener bener senyum full. Wah seneng banget masih diinget sama gengnya niko. Trus bikin grup wa jugaaa dan aku ternyata udah diinvite. Kita semua makan, dan kita sebelahan nik. Km nowel2 jempolku pake jempol kakimu 🤣 aku nyengir2. Kayak, iya tau km kangen aku kan. Sama. Wkwkw. Tapi kamu sangatlah sopan ke aku. Dan baiiiiik banget, sama seperti kamu yang kukenal selama ini. Cuma emang gak se usil pas masih naracap sm aku 😂🤣
Bener2 nggak lama dari adegan itu, aku kebangun. Wuah. Kaget setengah mati kalo tadi cuma mimpi. Bener2 real banget.
Aku langsung pengen nggak ngelupain mimpi ini. Mimpi ini baik banget sama aku. Temen2 mu yang dulu sangat aku hormatin, aku hargain, yang sangat baik sm aku, seolah2 aku bagian dr hidup mereka juga, aku merasa melalui mimpi ini mereka sedang menyapaku. Hal yang sangat ingin tak lakukan cuma memang sudah nggak mungkin, karena semua berjalan kan, dan sudah ada hidupnya masing2. Segera ku buka hp dan lihat profil ig mu, lalu teman2 kita yosep yang alhamdulillah di ig nya masih lengkap dengan galeri masa lalu kalian nginep di kutek. Masih ada aku juga sedikit2 di feedsnya. Sangatlah menjadi pengobat rinduku. Aku kangeeeen dengan masa2 itu. Dulu aku berpikir bahwa apakah aku pantas masuk ke circlemu yang isinya orang2 keren tp selow gini. Dan malah memperlakukanku seolah2 aku jago banget! Bener2 kamu punya temen2 hebat dan kamu pun jago banget maintain hubungan sm mereka. Kalian semua panutan kuuuu. Terima kasih sudah mengizinkan aku kenal dan pernah masuk di kehidupanmu yang sangat amat indah dan beragam itu ya nik. Aku sangat bersyukur. Sangaaaat bersyukur.
Selamat menjadi dirimu yang baru di 2025 ini ya nik. Doaku gak pernah berhenti menyertai. Aku sayang sekali sama kamu. Dan tentunya juga ke adek2, mamah papah, perempuan, serta temen2mu. Terima kasih ya, aku sangaaaaat berterima kasih♥️
1 note
·
View note
Text
Nik Shah: Exploring the 5-HT2 Receptor Family and Its Role in Brain Function and Mental Health
The 5-HT2 receptor family is a crucial group of receptors in the serotonergic system, involved in a range of physiological processes from mood regulation to cognitive function and neurotransmission. These receptors, specifically the 5-HT2A, 5-HT2B, and 5-HT2C subtypes, play an essential role in maintaining balance within the central nervous system (CNS) and regulating processes such as mood, sleep, appetite, and behavior. Nik Shah, a recognized expert in neuroscience and mental health, has delved deeply into the mechanisms of these receptors, studying their implications for conditions like schizophrenia, psychosis, depression, and anxiety.
In this article, we will explore the 5-HT2 receptor family, its structure, function, and its impact on brain health and psychological disorders. Drawing from Nik Shah's research, we will look at how 5-HT2 receptors affect neurotransmission and their therapeutic potential in managing disorders such as psychosis and depression. Furthermore, we will examine the therapeutic opportunities these receptors offer in the treatment of neuropsychiatric conditions.
What Are the 5-HT2 Receptors?
The 5-HT2 receptor family refers to a group of serotonin receptors that mediate serotonin's effects in the brain. These receptors belong to the G-protein-coupled receptor (GPCR) family and are activated by serotonin (5-HT), a neurotransmitter involved in regulating numerous physiological functions, including mood, cognition, and sleep. The 5-HT2 receptor family consists of three main subtypes:
5-HT2A
5-HT2B
5-HT2C
Each of these receptors has distinct roles and functions within the body, with significant effects on neurotransmitter release, neuroplasticity, and brain function.
The Role of 5-HT2A, 5-HT2B, and 5-HT2C Receptors
The 5-HT2A receptor is particularly well-known for its involvement in psychedelic effects and hallucinations. This receptor subtype is heavily implicated in schizophrenia, psychedelic drug effects, and mood disorders. On the other hand, the 5-HT2B receptor is mainly found in the heart and vascular tissues, playing a role in blood pressure regulation. The 5-HT2C receptor, located in both the brain and periphery, influences mood, appetite, and behavioral regulation, and is involved in eating disorders and obesity.
Nik Shah, in his article What Is the 5-HT2 Receptor Family?, gives an in-depth explanation of these receptor subtypes, highlighting their distinct locations and the roles they play in different physiological and psychological processes.
Structure and Function of 5-HT2 Receptors
5-HT2 receptors are seven-transmembrane domain receptors, which means they span the cell membrane seven times and transmit signals from the outside to the inside of the cell via G-proteins. This characteristic enables the receptors to initiate a variety of intracellular signaling pathways when serotonin binds to them. These signaling cascades can lead to a wide range of effects on neuronal activity, muscle contraction, and hormonal secretion.
Nik Shah, in his article Structure and Function of 5-HT2 Receptors, details the activation process of these receptors, where binding to serotonin triggers the opening of ion channels or the activation of second messengers like inositol trisphosphate (IP3) and cyclic AMP (cAMP). This leads to the release of intracellular calcium and changes in neurotransmitter release, which are important for mood regulation, cognition, and behavioral responses.
The Impact of 5-HT2A Receptors on Brain Function
The 5-HT2A receptor is predominantly involved in regulating cognitive processes such as attention, learning, and executive function. It plays a central role in neuroplasticity, the ability of the brain to reorganize and form new connections in response to learning or experience. Nik Shah explains in his research how 5-HT2A receptors are essential for synaptic plasticity, helping the brain adapt and form memories, which are crucial for emotional responses and learning.
Furthermore, 5-HT2A receptor activation has been implicated in psychotic and hallucinogenic states, and these receptors are often targeted in the treatment of schizophrenia and other mental health disorders.
The Role of 5-HT2C Receptors in Mood Regulation
The 5-HT2C receptor is critical for regulating mood, appetite, and behavior. It is involved in neurotransmitter modulation, especially for serotonin, dopamine, and norepinephrine, which are essential for mood stabilization. Disruptions in 5-HT2C receptor function can contribute to depression, anxiety, and eating disorders.
Nik Shah highlights how 5-HT2C receptor antagonists are being explored for their potential to treat depression and obesity, as 5-HT2C receptors modulate eating behavior and stress response. By targeting these receptors, new therapies may offer relief for patients suffering from mood disorders or appetite-related conditions.
5-HT2 Receptors and Mental Health Disorders
The 5-HT2 receptor family is heavily involved in psychiatric and neurological conditions such as schizophrenia, depression, anxiety, and psychosis. Disruptions in 5-HT2 receptor signaling can lead to severe cognitive and mood disturbances, as these receptors regulate neurotransmitter systems that control emotional and cognitive processes.
Nik Shah, in his article The Role of 5-HT2 Receptors in Psychosis, delves into the crucial role that 5-HT2A receptors play in psychosis and schizophrenia. Research suggests that hallucinogenic drugs, such as LSD, act primarily by binding to 5-HT2A receptors, which leads to the development of hallucinations and distorted sensory perceptions. Additionally, 5-HT2A receptor antagonists are being tested as potential treatments for psychosis and schizophrenia due to their ability to block abnormal serotonin signaling.
5-HT2 Receptors in Depression and Anxiety
The 5-HT2 receptor family is also implicated in mood disorders such as depression and anxiety. 5-HT2A receptor antagonists have shown promise in reducing symptoms of anxiety and depression by stabilizing serotonin levels and modulating dopamine and glutamate release. Nik Shah discusses how 5-HT2A antagonists can be utilized to target abnormal serotonin signaling pathways, offering new therapeutic strategies for individuals suffering from depression and generalized anxiety disorder.
5-HT2C Receptors in Obesity and Eating Disorders
5-HT2C receptors are also involved in regulating appetite and eating behavior, and their dysfunction has been linked to conditions like obesity and anorexia nervosa. Nik Shah explores the therapeutic potential of 5-HT2C receptor antagonists in managing obesity by modulating eating behavior and appetite regulation. These drugs could help curb excessive eating and promote weight loss in patients with obesity or binge eating disorder.
The Therapeutic Potential of 5-HT2 Receptor Modulation
The therapeutic potential of targeting the 5-HT2 receptor family is immense, especially in treating mental health disorders like schizophrenia, depression, anxiety, and eating disorders. Modulating the activity of these receptors can help restore neurotransmitter balance, improve cognitive function, and regulate mood.
5-HT2A Receptor Antagonists in Treating Schizophrenia
5-HT2A receptor antagonists are being explored as potential treatments for schizophrenia and psychosis. By blocking the overactivation of 5-HT2A receptors, these drugs may reduce hallucinations and delusions in patients. Nik Shah highlights ongoing clinical trials that aim to develop 5-HT2A receptor antagonists with fewer side effects than current antipsychotic drugs, offering hope for more effective treatments for schizophrenia.
5-HT2C Receptor Antagonists in Treating Obesity and Depression
As mentioned earlier, 5-HT2C receptor antagonists have shown promise in treating depression and obesity by modulating appetite and improving mood regulation. Nik Shah discusses how these drugs can provide a dual benefit by improving emotional well-being and helping patients manage their weight. These therapies could significantly improve the quality of life for patients dealing with both depression and obesity.
Conclusion: The Importance of 5-HT2 Receptors in Brain and Mental Health
The 5-HT2 receptor family plays a vital role in regulating neurotransmission, mood, cognitive function, and appetite. Nik Shah’s research has shed light on the complex role of 5-HT2 receptors in psychosis, depression, anxiety, and obesity, offering insights into their therapeutic potential. By targeting these receptors, new treatments for neurological disorders, psychiatric diseases, and gastrointestinal disorders can be developed, leading to improved patient outcomes and quality of life.
For further insights into the 5-HT2 receptor family and their role in mental health, mood regulation, and cognitive function, check out Nik Shah’s articles, including What Is the 5-HT2 Receptor Family?, Overview of the 5-HT2 Receptor Family, and The Role of 5-HT2 Receptors in Psychosis. These resources offer a comprehensive look at how 5-HT2 receptors influence brain function, mental health, and overall well-being.
Explore More
Life Sciences & Health
Keep Reading
Exploring the 5-HT1 Receptor Family in Neuroscience
Deep Dive into the 5-HT2 Receptor Family with Nik Shah
Further Insights on 5-HT2 Receptors and Their Role
Understanding the Role of 5-HT3 Receptors
Comprehensive Exploration of 5-HT4 Receptors
Nik Shah on the Role of 5-HT5 Receptors in Brain Function
Unveiling the Role of 5-HT6 Receptors in Neuroscience
Contributing Authors
Nanthaphon Yingyongsuk, Sean Shah, Gulab Mirchandani, Darshan Shah, Rushil Shah, Kranti Shah, John DeMinico, Rajeev Chabria, Francis Wesley, Sony Shah, Dilip Mirchandani, Nattanai Yingyongsuk, Subun Yingyongsuk, Theeraphat Yingyongsuk, and Saksid Yingyongsuk
References
Nik Shah KOTU. (n.d.). Blogger
Nikshahxai. (n.d.). X
#nikhil shah#nikhil pankaj shah#grok#claude#artificial intelligence#gemini#watson#nik shah#chatgpt#xai
0 notes
Text
Cerita ikan laut
Salah satu makanan fav nya suami itu ikan laut. Wlpn sebetulnya suka semua makanan keknya wkwkwk si RW06 yakan. Tp si ikan laut ini selalu blio idam2kan. Dari dulu kalo ngedate pacaran atau pergi berduaan pas baru2 nikah lg seneng bgt ikan laut.
Dulu ada tempat namanya Reds dipo skrg udah ngga ada btw, tempatnya dulu di sebelah flashy, sayangnya udah ngga ada skrg, suamiku kecewa beraaadd. Fun fact, dulu reds dipo tempat ktemuan sobi2ku, indri dan nunik apa ada 1 lg yah lupa. Disitu aku ceritain dan minta saran dari mreka sbg sobi bahwa aku lg deket sama cowo, kawan SMP kita nik! Wkwk. Mreka setuju2 aja asal w bahagia katanya, tp saat itu si doi lg mengulur tiba2 ilang gt (ajegile ngetes segala lu ah). Dan nunik blg "tenang pas ultah lu, w jamin dia ngontak lu". Wkwkwk dan bener omongan nunik diijabah. Inget bgt sampe malem ngomongin ni cowo yg akhirnya jd suamiku yg ternyata kita balik lg ke Reds dipo saat udah resmi pacaran wkwk. Dan inget jg kita ngomongin mantan terakhirnya yg toxic dan selingkuh lalu dikawinin sama selingkuhannya. Beuh drama abis ceritamu.. Sambil menikmati ikan laut dan aneka sifud lain, sambil dengerin ceritanya.
Pokonya tiap ada plang ikan laut, suamiku selalu masukin ke wishlistnnya. Kita sempet makan di gelap nyawang ada tuh yg malem2 sebelah si bungsu. Trus di daerah ciliwung dulu mah ada, ikan lautnya seger. Kalo aku ya suka2 aja cuma ya ngga sesuka blio..
Nah nemu lg lah di tiktok katanya si rahang tuna di jl. Manado, wishlist sedari lama tp kita ngga buru2 kesana kdg lupa terus sm wishlist makanan2 inceran itu. Sebetulnya ada lg yg di cilaki udah ditandai sm blio, cuma kemarin ngajak ke rahang tuna aja katanya sampe niat blio reservasi jg. Inisiatif sendiri gitu kan.. Aku suka saat lelaki inisiatifnya tinggi, karena perempuan otaknya udah terlalu overwhelming jd sangat bersyukur kalo bapak suami mulai banyak inisiatif sendiri, terimakasih bapak mau berbagi beban pikiran! Btw untuk mencapai awareness ttg inisiatif tentu ngga semalam 2 malam dong lsg lihai, sudah melewati banyak hal, banyak drama, banyak segala macam diskusi, peristiwa, tangis, tawa, akhirnya bisa saling memahami. Semoga segala kebaikan selalu menaungi kita berdua dlm menjalankan rumah tangga.
Balik lg ke ikan laut rahang tuna wkwk si banyak intermezzo ah! Sebelum mampir ke mamah mertuaku lg di tamansari di rumah teteh2 sepupu suamiku, mau bebikinan kue katanya. Kita buka dulu di rahang tuna.
Jam 5.45 kalo gasalah kita sampe lalu lsg order. Tempatnya ngga besar, gini aja simple..

Eeh ada free ice tea kalo kita posting di igs, beklaah easy itumah wkwk.. Dapet 2 ice tea krn 2 postingan igs yg suamiku jg. Dpt jg free takjil, dessert enak tp giung. Orderan makannya mayan agak lama, temenku jg komenin igs aku lama cenah nunggunya kudu sabar wkwk.
Akhirnya dadang zuga~


Suamiku order rahang tuna rica2, aku sambal matah tp bukan rahangnya bagian yg banyak dagingnya pokonya apa namanya yah lupa. Padahal rahang punya suami lebih banyak lg dagingnya cuyyy. Enaaaaaak alhamdulillah~ sayurannya tasty bgt, apasih itu selada air gt ya, dan buncis. Haaa enak! Btw saking banyaknya daging itu nasi dah abis daging msh banyak bener harusnya 1 porsi aja beli 2 nasi. Jadi keinget konro bakar marannu jg begitu nasi dah kemana, daging msh numpuk aja. Jd nasi udah kek side dish nya malah haha. Oiya itu sop kuahnya kaldu ikan, kerasa bgt ikannya. Suami blg ngga amis, enak katanya..
Alhamdulillah happy tummy ya yang! Semoga kita sehat selalu dan banyak rejekinya, masih banyak wishlist2 jajanan2 dan makanan2 yg belom di coba nih hehe.. Aamiinn
3 notes
·
View notes